Seorang penggemar Espanyol berhasil menghindari hukuman penjara meski terbukti melakukan pelecehan rasial terhadap Inaki Williams. FOOTBALL TODAY, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.
Pengadilan Barcelona menjatuhkan hukuman penjara satu tahun, namun tidak harus dijalani sebagai bagian dari kesepakatan. Pelaku juga dikenai denda lebih dari 1.000 euro dan larangan masuk stadion selama tiga tahun.
Kasus ini terjadi pada Januari 2020 saat Athletic Bilbao menghadapi Espanyol. Williams yang diganti di akhir pertandingan menerima cemoahan rasial dari beberapa suporter. Mereka membuat suara dan gerakan seperti monyet terhadap pemain berkulit hitam tersebut. Meski ada 12 penggemar yang teridentifikasi, hanya satu yang berhasil diadili.
Jaksa awalnya menuntut hukuman dua tahun penjara, tetapi akhirnya menerima kesepakatan yang lebih ringan. Keputusan ini menuai kritik karena dianggap tidak memberikan efek jera bagi pelaku rasisme di sepak bola Spanyol.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Pola Masalah Rasisme yang Berulang
Ini bukan pertama kalinya kasus rasisme terjadi di sepak bola Spanyol. Pada Mei lalu, lima suporter Valladolid dinyatakan bersalah melakukan penghinaan rasial terhadap Vinicius Junior. Itu menjadi putusan pertama yang mengategorikan pelecehan rasial sebagai kejahatan kebencian di Spanyol.
Tahun 2023, tiga suporter Valencia juga dihukum delapan bulan penjara setelah mengaku menghina Vinicius. Bahkan pertandingan Athletic melawan Espanyol awal tahun ini sempat dihentikan wasit karena nyanyian rasis dari tribun.
Yang memprihatinkan, Nico Williams adik Inaki juga menjadi korban teriakan rasis saat bermain melawan Atletico Madrid. Pola berulang ini menunjukkan bahwa rasisme masih menjadi masalah serius di sepak bola Spanyol.
Baca Juga: Ketidakpastian Masa Depan Kobbie Mainoo di Manchester United
Respons Klub dan Komitmen Anti-Rasisme
Espanyol mengklaim telah mengambil tindakan tegas terhadap 12 suporter yang terlibat dalam pelecehan terhadap Williams. Klub berkomitmen memerangi rasisme dan tidak mentolerir perilaku diskriminatif di stadion mereka. Sayangnya, identifikasi pelaku seringkali sulit dilakukan secara lengkap.
LaLiga sebagai penyelenggara kompetisi juga aktif terlibat dalam pelaporan kasus rasisme. Mereka bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mengusut tuntas setiap insiden. Protokol anti-rasisme telah diterapkan dimana wasit dapat menghentikan pertandingan jika terjadi pelecehan.
Para pemain seperti Williams bersaudara terus vokal mengutip rasisme. Mereka menjadi simbol perlawanan terhadap diskriminasi dan mendorong perubahan sistemik dalam sepak bola Spanyol.
Efek Psikologis bagi Korban
Pelecehan rasial tidak hanya menyakitkan secara emosional tetapi juga mempengaruhi performa pemain. Inaki Williams mengaku terganggu dengan cemoahan yang diterimanya. Pengalaman pahit ini meninggalkan luka psikologis yang dalam bagi pemain dan keluarganya.
Nico Williams bahkan mengungkapkan bagaimana teriakan rasis mempengaruhi konsentrasinya saat mengambil tendangan sudut. Dampak psikologis semacam ini dapat mempengaruhi karier pemain secara keseluruhan jika tidak ditangani dengan serius.
Dukungan dari rekan setim, klub, dan federasi sangat penting untuk melindungi pemain. Kampanye anti-rasisme perlu terus digencarkan untuk menciptakan lingkungan sepak bola yang inklusif dan menghormati perbedaan. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola terbaru lainnya hanya dengan klik footballtodayhd.com.