Raheem Sterling Diklaim Sudah Tamat: Apa yang Terjadi?

Bagikan

Raheem Sterling, pemain sayap yang pernah menjadi bintang di Manchester City dan tim nasional Inggris, kini menghadapi masa sulit dalam kariernya.

Raheem Sterling Diklaim Sudah Tamat: Apa yang Terjadi?

Setelah pindah ke Chelsea pada musim panas 2022, Sterling mengalami penurunan performa yang signifikan, yang membuat banyak pihak mengklaim bahwa kariernya sudah tamat. Namun, apakah benar demikian? Mari kita telusuri lebih dalam situasi yang dihadapi Sterling saat ini. Dibawah ini FOOTBALL TODAY akan membahas tentang performa Raheem Sterling yang kian menurun.

Awal Karier yang Gemilang

Raheem Sterling memulai karier sepak bolanya dengan gemilang, menunjukkan bakat luar biasa sejak usia muda. Lahir di Kingston, Jamaika, pada 8 Desember 1994, Sterling pindah ke Inggris pada usia lima tahun dan bergabung dengan akademi sepak bola Queens Park Rangers (QPR). Di QPR, bakatnya segera menarik perhatian banyak klub besar, dan pada tahun 2010, pada usia 15 tahun, ia direkrut oleh Liverpool. Kepindahannya ke Liverpool menjadi titik awal dari perjalanan karier yang cemerlang di dunia sepak bola profesional.

Di Liverpool, Sterling berkembang pesat di bawah bimbingan pelatih-pelatih berpengalaman. Ia melakukan debutnya di tim utama pada Maret 2012, dalam pertandingan melawan Wigan Athletic di Liga Primer Inggris. Meskipun masih sangat muda, Sterling menunjukkan ketenangan dan keterampilan yang luar biasa di lapangan. Kecepatan, dribbling, dan kemampuan mencetak golnya membuatnya segera menjadi salah satu pemain muda paling menjanjikan di Inggris. Pada musim 2013/2014, di bawah asuhan Brendan Rodgers, Sterling menjadi bagian integral dari tim Liverpool yang hampir memenangkan gelar Liga Primer. Mencetak 9 gol dan memberikan 5 assist dalam 33 penampilan liga.

Performa impresifnya di Liverpool menarik perhatian Manchester City, yang kemudian merekrutnya pada musim panas 2015 dengan nilai transfer yang memecahkan rekor klub saat itu. Di bawah manajer Manuel Pellegrini dan kemudian Pep Guardiola, Sterling terus berkembang menjadi salah satu pemain sayap terbaik di dunia. Di City, ia tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis dan taktisnya, tetapi juga menunjukkan ketahanan mental yang kuat. Sterling menjadi pemain kunci dalam skuad City yang mendominasi sepak bola Inggris. Memenangkan berbagai gelar domestik termasuk tiga gelar Liga Primer, lima Piala Liga, dan satu Piala FA.

Baca Juga: Real Madrid vs Villarreal Liga Spanyol 6 Oktober 2024

Pindah ke Chelsea

Pindah ke Chelsea

Pada musim panas 2022, Raheem Sterling membuat keputusan mengejutkan dengan pindah dari Manchester City ke Chelsea. Transfer ini terjadi setelah tujuh tahun yang sukses di City, di mana Sterling telah memenangkan berbagai gelar domestik dan menjadi salah satu pemain kunci di bawah asuhan Pep Guardiola. Kepindahan ke Chelsea diharapkan bisa memberikan Sterling tantangan baru dan kesempatan untuk menjadi pemain utama di klub London tersebut.

Musim pertamanya di Chelsea dimulai dengan baik, di mana Sterling mencetak beberapa gol penting dan menunjukkan kilasan performa terbaiknya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia mulai mengalami penurunan performa yang signifikan. Cedera dan perubahan taktik di bawah manajer baru, Graham Potter, membuatnya kesulitan untuk menemukan konsistensi. Sterling sering kali tidak masuk dalam skuad utama dan lebih banyak menghabiskan waktu di bangku cadangan. Penampilan yang kurang meyakinkan di beberapa pertandingan membuatnya kehilangan kepercayaan dari pelatih dan penggemar.

Situasi semakin sulit bagi Sterling ketika Chelsea mengalami pergantian manajer lagi, dengan Enzo Maresca mengambil alih posisi pelatih kepala. Maresca, yang memiliki filosofi permainan yang berbeda, lebih memilih pemain lain untuk mengisi posisi sayap, membuat Sterling semakin terpinggirkan. Meskipun Sterling tetap berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi Chelsea. Ia menghadapi tantangan besar untuk membuktikan bahwa ia masih memiliki kemampuan untuk bersaing di level tertinggi. Kritik dari media dan pundit sepak bola semakin tajam, mempertanyakan komitmen dan kemampuannya untuk kembali ke performa terbaiknya.

Selain tantangan di lapangan, Sterling juga harus menghadapi tekanan dari ekspektasi yang tinggi sebagai salah satu pemain dengan gaji tertinggi di klub. Dengan persaingan yang ketat di skuad Chelsea, Sterling harus bekerja keras untuk mendapatkan kembali tempatnya di tim utama. Meskipun masa depannya di Chelsea menjadi tidak pasti, Sterling tetap berusaha untuk menjaga profesionalisme dan fokus pada setiap kesempatan yang ada untuk menunjukkan kualitasnya.

Penurunan Performa yang Drastis

Raheem Sterling, yang kini bermain untuk Arsenal, mengalami penurunan performa yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Pada pertandingan melawan Bournemouth, Sterling ditarik keluar pada menit ke-37 setelah Mikel Arteta memasukkan bek tambahan menyusul kartu merah yang diterima oleh William Saliba. Sebelum diganti, Sterling tampil kurang tajam, tidak mencoba melakukan tembakan atau menciptakan peluang. Serta hanya berhasil menyelesaikan satu dribel dan memenangkan satu dari empat duel di lapangan.

Penurunan performa ini tidak hanya terlihat dalam satu pertandingan saja. Sejak meninggalkan Manchester City, Sterling tampaknya kesulitan menemukan kembali performa terbaiknya. Pada usia 29 tahun, kecepatannya mulai berkurang dan agresivitasnya menurun, yang membuat banyak pihak mempertanyakan keputusan Arsenal untuk mendatangkannya. Bahkan, beberapa pengamat sepak bola seperti Didi Hamann mengklaim bahwa performa Sterling telah mengalami kemunduran dalam beberapa tahun terakhir dan kemungkinan hanya akan semakin menurun.

Situasi ini tentu menjadi perhatian bagi Arsenal, terutama menjelang kompetisi besar seperti Piala Dunia. Sterling, yang sebelumnya menjadi andalan di tim nasional Inggris, kini harus berjuang keras untuk mempertahankan posisinya di tim utama. Penurunan performa ini juga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan kariernya di level klub maupun internasional.

Kesimpulan

Raheem Sterling mungkin menghadapi masa sulit dalam kariernya saat ini, tetapi mengklaim bahwa kariernya sudah tamat mungkin terlalu dini. Dengan komitmen dan kerja keras, Sterling masih memiliki peluang untuk membuktikan bahwa ia adalah salah satu pemain terbaik di Liga Primer Inggris. Masa depan Sterling di Chelsea mungkin tidak pasti, tetapi dengan dukungan yang tepat dan tekad yang kuat. Ia bisa kembali ke performa terbaiknya dan memberikan kontribusi besar bagi timnya.

Ikuti terus perkembangan informasi menarik yang kami suguhkan dengan akurasi dan detail penjelasan lengkap, simak penjelasan lainnya seputar bola dengan klik linkĀ footballboots68.com.